baner 15x12

tikus yang hidup kerdil dan merana di lumbung padi

Embrio revolusioner tidak hanya ada di suatu tempat, bisa saja ada di suatu komunitas kecil-kecil dan entitas lain yang ada di negri ini. Sebuah cita-cita dikatakan naluri bagi manusia yang ingin menggapai bidup yang lebih baik.trutama petani yang hidup di sebuah komunitas pelosok jauh dari jangkauan keramaian.yang trnyata mengalami kepahitan sebuah nasib yang di alami.yang mana negri ini dikatakan sebagai negara agraris yang dulu dikatakan sebagai negara swasembada pangan harus mengalami nasib yang pas-pasan. Ibarat tikus yang hidup kerdil dan merana di lumbung padi.

Hal tersebut semastinya kesadaran menggugah kita bahwa industrialisasi yang pernah kita banggakan sebagai motor pembangunan ternyata brantakan dilanda krisis multidimensi. Sebaliknya, sektor pertanian yang mampu exis walaupun hanya pas-pasan dan dilengkapi berbagai ketrbatasan pada diri mereka. Kesadaran bersama bahwa kita pernah melangkah kurang tepat saat itu dalam membangun negri ini.
Sebenarnya pada pembangunan diera orde baru banyak yang menilai sudah ada pada rel yang benar,dan sesuai dengan tuntutan zaman saat itu.tetapi saat mencapai swasembada pangan tahun 1984 kita tergoda dengan impian yag muluk-muluk.terasa bahwa kebijakan pembangunan pemerentah orde baru sejak tahun 1985 berubah arah.yaitu dengan menggeser yang dari semula pembangunan kita berbasis pertanian menjadi industrialisasi yang berspektrum luas dan cangih.
Kebijakan ini menganak tirikan peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional.setelah dilanda krisis multidimensi yang berkepanjangan. Kita semua serentak maka GBHN tahun 1999-2004 yang di tetapkan dalam sidang umum MPR tahun 1999 merumuska kembali strategi pembangunan yag mengandalkan potensi domestik sebagai negara maritim dan agraris.
Petani yang sebetulnya memiliki jasa yang sangat besar di negri ini, namun kalau semua pihak tidak sadar akan pentingnya wilayah ini maka akan terjadi kekuranan sinergi pembangunan bagi bangsa ini. Itu perlunya kesadaran hubungan yang baik antar sesama bagi kepentingan bersama.jangan kemudian karena isu free market yang selama ini kemudia meggeser kehidupan petani menjadi tidak merasa dipentingkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered By Blogger | Portal Design By sugenk ponorogo © 2009 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top